Bismillah...
Beberapa hari belakangan ini, suatu istilah muncul berulang-ulang kali dalam pikiran saya. Istilah yang saya maksud adalah “cinta karena Allah” atau lebih spesifiknya lagi adalah mencintai seseorang semata-mata karena Allah SWT.
cinta karena Allah adalah cinta yang menyalurkan energi positif, cinta yang memerdekakan jiwa, siap menerima perbedaan, siap untuk kehilangan, siap patah hati tanpa harus berpura-pura.
Ketika kita mencintai sesuatu atau seseorang karena ALLAH, kita justru akan siap berbagi, siap mencintai pula apa-apa yang dicintai kekasihnya, mencintai semua kebaikan dan membuatnya menjadi baik pula.
Orang-orang yang saling mencintai karena ALLAH tidak akan pernah merasa patah hati berlarut-larut. Sebab dia tidak akan memaksakan kehendak dan keinginannya. Dia pandai menyimpan perasaannya, namun tidak pula berdusta -bohong-. Kebesaran jiwanya tak terbatas.
Setiap kegagalan untuk mencintai dan dicintai bukanlah alasan baginya untuk berbalik menjadi benci. Justru, itu semua menjadikannya semakin kuat dan tegar untuk kemudian semakin dekat dengan sang pemilik hatinya dan hati orang yang dicintainya itu: Sang Mahalembut, Maharomantis -Subhanallah-
Memang harus dibedakan mana yang mencintai pasangan jenisnya karena Allah swt dan mana yang sekedar cinta karena ketertarikan kepada pasangan jenis saja, dan keduanya jelas berbeda. Hal itu dapat dilihat dari motif dasar dia mencintainya. Apakah dasarnya adalah agama dan keshalihannya ataukah tidak?
Biasanya seseorang mencintai kepada pasangan jenis, karena memang orang itu suka atau tertarik pada pasangan jenisnya saja, karena kecantikan dan ketampanan, atau hal lain yang menarik baginya. Dan tidak didasarkan cinta karena Allah swt.
Oleh karena itu sebaiknya kita semua kembali melihat diri kita masing-masing, apakah sifat cinta karena Allah telah ada dalam diri kita ataukah belum? Kalau sudah bersyukurlah dan mintalah kepada Allah agar tetap istiqomah, dan kalau belum marilah kita perbaiki iman dan Islam kita sehingga bisa tumbuh sifat tersebut dalam diri kita.
Dan perlu kita ketahui, kalau seandainya seseorang itu benar-benar cintanya karena Allah, maka pasti ia akan berusaha berjalan sesuai dengan syari’at agama Allah, dan tidak akan melanggar ketentuan-ketentuan dan larangan-larangan dari Allah Tabaraka wa Ta’ala. Wallahu a’lam.
saya jg menemukan beberapa artikel yang mampu menjawab rasa penasaran saya terhadap istilah itu diantaranya:
”CINTA KARENA ALLAH”
Adalah ketika kau mengerti, tak hanya kelebihan dari orang itu yg kau lihat,namun jg MEMAHAMI dan MENERIMA kekurangan–kekurangan yg dimilikinya,sungguhpun kau baru boleh mengatakan bahwa setelah kau benar-benar mengenalnya dgn sebenar-benarnya, yaitu baik dan buruknya.
”CINTA KARENA ALLAH”
Itu tidak pernah sebatas pada penampilan dan kecantikan, adakalanya kau akan lebih mencintai sebongkah arang hitam daripada sebutir intan yg berkilauan, karena sesungguhnya kau sadar bahwa kau membutuhkan sebuah kehangatan yg mampu mengusir rasa dingin dari jiwamu, lebih daripada sekedar keindahan yg ternyata membuatmu beku kedinginan.
”CINTA KARENA ALLAH”
Itu TIDAK akan tumbuh dari kecantikaan seseorang. Namun, KECANTIKAN seseorang justru akan tampak ketika kau mencintainya. Adalah bagaimana kau bisa mencintainya karena akhlak dan agamanya, bukan pada rupa, harta, ataupun nasabnya. karena inilah kau bisa menepis kefakiran, kehinaan, ketidakbahagiaan, dan kemudian mengantinya dgn kemuliaan yg di ridhoi oleh Allah SWT.
”CINTA KARENA ALLAH”
Akan membuatmu merasa tidak perlu memiliki meskipun dalam hatimu kau sangat ingin, adalah bagaimana kau bisa ikhlas ketika dia ternyata lebih mencintai orang lain dan bahkan kau pun bisa berdoa agar mereka bisa berbahagia.
”CINTA KARENA ALLAH”
Tidak akan menggiringmu pada jurang kemaksiatan, ketika kau melihat dia dan mencintainya, hal itu akan membuatmu semakin berbenah diri, kau menjadi mampu melihat kekurangan-kekurangan dirimu untuk kemudian memperbaikinya.
”CINTA KARENA ALLAH”
Tidak akan membuatmu berpikir sempit, justru kau akan berpikir lebih jauh ke depan, lebih matang, lebih dewasa, dan ke arah yg lebih serius…!!! kau tidak akan berpikir dan membayangkan apabila kalian sudah pacaran, namun kau sdh berpikir ke arah pernikahan, karena kau sadar bahwa ia jauh lebih kokoh, suci, berarti dan bermakna di hadapan Allah daripada sekedar pacaran.
”CINTA KARENA ALLAH”
Terkadang tak tumbuh dgn sendirinya. Kita seperti layaknya diberi biji untuk di tanam. Lalu ia tergantung pada bagaimana kita merawatnya. Jika kita baik, maka baik pulalah perasaan itu, dan jg sebaliknya. Terkadang pula bisa jadi ia tumbuh dgn sendirinya. Ada saat dimana kau terkadang ingin membunuh saja perasaan tersebut namun entah mengapa kau tak berdaya. Karena sebenarnya bukanlah kita yg menumbuhkan perasaan cinta tersebut, namun Rabb yg maha Pengasih dan maha penyayang lah yg berkehendak atas segala perasaan itu.
”CINTA KARENA ALLAH”
Bukanlah tentang bagaimana kalian saling memandang, namun bagaimana tentang kalian melihat kearah yg sama, dan berjalan kearah yg sama. Kalian sadar bahwa kalian tdk akan mampu menghadapi perjalanan tersebut sendirian melainkan kau butuh seseorang utk berjalan di sisimu yg saling membantu saling meringankan, dan saling mengarahkan dlm perjalanan menggapai Ridha-Nya.
”CINTA KARENA ALLAH”
Tidaklah selalu membutuhkan beragam kesamaan diantara kalian, namun yg terpenting adalah kesamaan prinsip dan tujuan, yaitu menggapai Ridha Allah SWT, dalam dirimu kau pun ingin agar kau merasa layak utk mencintai dan dicintai olehnya.
Love your God more than you love someone…